web hosting indonesia

Kamis, 06 September 2012

Amplop coklat tua itu .....


Amplop coklat tua itu .....

Senin pagi itu udara segar dan cerah karena desa Jejago tempatku tinggal di pinggiran kabupaten Malang diguyur hujan deras. Bau tanah yang basah tersengat panas mentari mulai menguap menimbulkan asap tipis yang naik semakin tinggi dan berkumpul menjadi awan awan yang bersiap lagi untuk melaksanakan tugasnya memandikan bumi. Ayam ayam yang berkeliaran meriuhkan suara kampung kecil itu dipadu dengan suara anak anak yang bermain membuat irama desa ini terasa menghanyutkan.........

Yah seperti biasa, hari itu hari Senin adalah rutinitasku berpuasa sunnah, sejak aku mengganggur 3 bulan yang lalu aku tidak lepas dari aktifitas aktifitas sunnah, mulai dari puasa sunnah, sholat dhuha dan sholat malam, dalam kondisi seperti ini aku memerlukan pertolonganMu Ya Robb, untuk itulah aku perlu mendekat padaNya

Aku merasa sepertinya telah aku kerahkan segala daya untuk mendapatkan pekerjaanku kembali, mulai dari mengirimkan surat lamaran ke Rumah Sakit Kepanjen, Rumah sakit Islam Malang, Rumah sakit Perkebunan, hingga ke Balai Pengobatan dan Puskesmas di Desa kecil inipun sudah aku datangi....tapi hingga detik ini belum ada balasan.

Sementara itu dari Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, Rumah Sakit Negeri terbesar di Kota Malang inipun sudah kudatangi lagi, kuminta bantuan Dr. Harijah Kepala Dokter Unit Mata bekas atasanku yang dulu, kudatangi Ibu Endang pimpinan Unit Keperawatan untuk meminta mereka memberikan pekerjaan lagi kepadaku.
 
Tak lupa kudatangi Ibu Murtijah Kepala ruang Mata bekas tempat bekerjaku yang dulu dan mereka semua menyambutku untuk bekerja lagi dan mereka akan mengusahakan diriku untuk bekerja lagi bersama mereka, senang hatiku kala mendengarnya, tetapi sampai saat inipun tiada berita.....

Pembaca yang budiman, perlu anda ketahui sebelumnya bahwa saya ini sebelumnya adalah karyawan honorer di Rumah sakit Saiful Anwar Malang di bagian Penyakit Mata, sejak 3 tahun lamanya saya bekerja tidak pernah bermasalah baik dengan pasien, sesama perawat maupun dokter, hanya saja saya bosan menunggu datangnya SK PNS. 

Bayangkan saja kerja Honorer udah 3 tahun kabar adanya pengangkatan PNS tak kunjung datang, akhirnya saya memberanikan diri melamar kerja di Sebuah Perusahaan Swasta rekanan dari Jamsostek dan mereka menjanjikan akan menenmpatkan saya di Probolinggo. Tapi saya cuman bertahan sebulan karena perusahaan swasta ini kalah tender di Probolinggo jadi selama sebulan saya cuman menunggu di kantornya tanpa ada job dengan gaji yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan.....

Sebenarnya saya ingin kembali lagi bekerja di RS. Saiful Anwar dan saya berjanji pada Alloh untuk nyantri di Pesantren mahasiswa jikalau saya diterima kembali bekerja di sana.

Tak terasa matahari mulai meninggi, saatnya diriku untuk sholat Dhuha, tapi lamat lamat aku mendengar ada suara orang memanggil manggil di luar, “ Mas Wawan ada yang mencari sampeyan nih, dari RS Saiful Anwar” terlihat Kang Tarjo bersama seseorang setengah baya berseragam korpri membawa sebuah amplop coklat ukuran sedang, segera kupersilahkan masuk rumah dan duduk.

 “Saya Karyo, ini dengan Adik Wawan kan, oh ya saya dari RS Saiful Anwar bagian Kepegawaian dan saya kesini untuk menyampaikan surat panggilan wawancara” kata beliau padaku sambil menyerahkan amplop coklat tua, tanpa aba aba saya segera menerima dan meletakkannya di meja dan langsung aku panjatkan puji syukur kehadiratNya, apa yang kunantikan dan kuimpikan telah kudapatkan kembali, segera aku melakukan sujud syukur dan bertasbih memuji namaNya.....


Segera kuhidangkan beberapa makanan kecil dan minuman ala kadarnya dan mengobrol menanyakan kabar Rumah Sakit, beberapa tetanggaku juga datang mengucapkan selamat dan bergabung. Sambil asyik bercengkrama segera kuintip dan ku buka pelan pelan amplop coklat berkop resmi Rumah Sakit tersebut dan memucatlah wajahku melihat isi surat tersebut, serasa tak percaya dengan isi surat tersebut ku ulangi dan kuperiksa adakah yang salah, ternyata semua benar, di situ tertulis “ mohon maaf lamaran saudara belum ada lowongan, terimakasih”. 

Pak Karyo dan tetangga tetangga pun kaget melihat perubahan wajahku, dan bertanya “Ada apa dik Wawan”, saya segera menyahut “ Pak ini bukan surat panggilan wawancara “,  “Lho tadi Pak Surya bilangnya begitu dik Wawan, coba saya lihat, Oooh mohon maaf ya dik Wawan, maaf saya mohon diri dulu” kata Pak Karyo sambil ngeloyor diikuti para tetangga semua.......

Rupanya aku salah, aku belum selesai dicoba dan di uji........Terimakasih Ya Robb....



Mengenang cerita kawan lama ...........June 24, 2010
Nama tempat dan peristiwa yang tercantum diatas adalah fiktif

Tulisan ini kiriman Bapak Imron Fauzy di Tumpang 


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More